Belajar Matematika

Rabu, 19 Januari 2011

Jangan Kwatir


Mengapa Kamu Kwatir ???

Bagaimana menurut Anda tentang keadaan negara kita Indonesia saat ini??? Bagaimana dengan kehidupan yang kita jalani hari lepas hari??? Apakah semuanya baik-baik saja ataukah kita harus menghadapi pergumulan hidup yang berat???
Di tengah pergumulan yang berat ini tentunya kita mengalami tekanan baik secara fisik maupun secara rohani. Dalam keadaan yang demikian membuat kita berada dalam dua pilihan apakah harus lari dari kenyataan ini ataukah kita terus menghadapinya?. Dengan memilih untuk lari dari kenyataan hidup ini, apakah kita dapat jauh dari masalah tersebut???.....TIDAK….sekali lagi TIDAK… karena dengan demikian kita malah membuat masalah itu semakin menjerumuskan dalam kelemahan kita. Ataukah kita akan memilih untuk terus menghadapinya, namun dalam segala kelemahan hidup kita ini, dengan apakah kita menghadapinya? siapakah yang akan membantu kita? Bagaimana jalan keluarnya? Adakah keajaiban untuk menolong hidup kita?. Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang sering ada di pikiran kita.
Ketahuilah bahwa semua pergumulan yang kita hadapi tidaklah melebihi kekuatan yang  Tuhan anugerahkan kepada kita. Ketika kita merasa dunia telah meninggalkan kita, tak ada lagi yang bisa dilakukan, ketika menaikkan sebuah do’a pun seakan-akan tak bisa,,,,,,masih ada suatu sosok yang tidak pernah SEDETIKpun meninggalkan hidup kita. Pandanglah rumput-rumput yang tumbuh liar di jalan, yang hari ini ada, namun besok atau beberapa hari kemudian di cabut, dipotong dan dimasukkan ke dalam api, tetapi rumput-rumput itu dipelihara oleh Bapamu yang di surga. Begitu pula dengan burung pipit, mereka tidak menanam, pula menuai, tidak pula mengumpulkan makanan dalam lumbung-lumbungnya, tetapi mereka tak kurang apapun sebab diberi makan Bapamu di surga. Mengapa kita harus kwatir akan hidup ini???
Dalam keadaan yang lemah sekalipun,….. biarkan lututmu bertekuk di lantai…biarkan kepalamu tertunduk…biarlah kedua tanganmu saling menggenggam…sekalipun mulutmu tak bisa lagi berkata….undanglah Yesus masuk dalam hatimu…biarlah Dia menjadi tamu yang paling istimewa dalam hidupmu....biarlah Dia sendiri yang akan berkarya dalam hidupmu…  

Jumat, 14 Januari 2011

One Piece

Perumpamaan tentang Ilalang dalam Gandum (Matius 13 : 24-30)

Suatu hal yang menarik ketika membaca/mendengar tentang perumpamaan adalah kita sebagai pembaca/pendengar akan terbawa atau seolah-seolah menghayal tentang suatu keadaan yang digambarkan oleh penulis/pembicara perumpamaan tersebut. Dengan perumpamaan penulis/pembicara tidak secara langsung memberi tahu makna perumpamaanya, tetapi bagaimana kita sebagai pembaca/pendengar perumpamaan menerjemahkan dalam kehidupan kita hari lepas hari.
Beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan dari perumpamaan ini adalah Sang Penabur telah menabur benih-benih yang baik di ladang-Nya, tetapi ada pula orang yang tidak bertanggung jawab yang juga turut menabur di ladang yang sama. Keadaan ini bukan tidak diketahui oleh Sang Penabur, tetapi Sang Penabur mengetahuinya, tetapi Ia tidak segera membasmi ilalang tersebut melainkan Ia membiarkannya tumbuh bersama dengan benih gandum tersebut.
Ada alasan Sang Penabur tidak segera membasmi ilalang tesebut : jika ilalang dibasmi ketika gandum-gandum baru mulai tumbuh, maka gandum-gandum tersebut bisa ikut mati sebab belum memiliki akar yang kuat. Sang Penaburpun tahu jika ilalang tumbuh bersama gandum, maka petumbuhan gandum akan terhambat, hal ini karena ia hidup berimpit dan harus berbagi makanan dengan ilalang tersebut. Akan tetapi, hal inilah yang akan menghasilkan gandum-gandum yang baik sebab gandum-gandum dengan kwalitas terbaiklah yang akan tetap bertumbuh sedangkan gandum-gandum yang tidak mampu bertahan akan kering dan layu. Untuk sementara ilalang-ilalang inipun dapat tumbuh bahagia dan terus berusaha mematikan gandum-gandum yang diapitnya karena ilalang-ilalang inipun sadar bahwa pada waktu tuaian tiba maka mereka akan dipisahkan dari gandum untuk dibakar oleh Sang Penuai. Tetapi ilalang tidak mau dibakar sendiri dan berupaya untuk matikan gandum-gandum sehingga waktu tuaian tiba, maka ilalang dan gandum-gandum yang tidak bertumbuh akan sama-sama dibakar.
Sampai tiba saatnya waktu penuaian, Sang Penuai memerintahkan pekerja-pekerja-Nya untuk menuai gandum-gandum kwalitas terbaik untuk dimasukan ke dalam lumbung-lumbung sedangkan ilalang-ilalang dan gandum yang mati dibakar dalam api.


Belajar Matematika

Belajar Matematika